Terapi Obat mempunyai tujuan untuk
meningkatkan kualitas dan untuk menyembuhkan pasien. Berdasarkan Rational
Therapeutics, pemilihan terapi didasarkan dengan memaksimalkan efek klinik
yaitu dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan toksisitas. Selain itu juga
harus memperhatikan status fungsional pasien, kepuasan pasien, dan dengan biaya
yang pantas. Jadi tujuan dari peresepan itu dipilih berdasarkan berikut :
- Efektifitas yang maksimal
- Toksisitas yang serendah mungkin
- Informasi yang benar
- Aman
- Meminimalkan biaya
- Kepuasan Pasien
- Toksisitas yang serendah mungkin
- Informasi yang benar
- Aman
- Meminimalkan biaya
- Kepuasan Pasien
Jadi dalam penggunaan obat yang rasional itu harus tepat dalam hal : Diagnosis, Indikasi, Jenis Obat, Kondisi pasien, Informasi, dan Dosis, cara,
& lama penggunaan obat. Jadi dalam pengobatan yang rasional ini
digunakan untuk menangani masalah terkait obat atau Drug Related Problems (DRPs).
Drug Related Problems merupakan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan
terkait dengan penggunaan obat yang baik secara aktual maupun potensial dapat
mempengaruhi perkembangan pasien. Komponen dari DRP ini meliputi :
- Kejadian yang tidak diinginkan yang dialami pasien
- Hubungan antara kejadian tersebut dengan terapi obat
- Kejadian yang tidak diinginkan yang dialami pasien
- Hubungan antara kejadian tersebut dengan terapi obat
Klasifikasi DRP
Drug related problems dibedakan menjadi 8, yaitu :
1. Unnecessary Drug Therapy
Unnecessary drug therapy terjadi karena tidak mengetahui penggunaannya yang disebabkan karena tidak ada indikasi medis, kecanduan, terapi non-obat lebih cocok, dan karena duplikasi obat.
2. Wrong Drug
Hal ini dapat terjadi karena bentuk sediaan yang tidak cocok, ada kontraindikasi, obat tidak diindikasikan untuk penyakit yang sedang berlangsung, maupun ada obat yang lebih poten yang dapat digunakan.
3. Dose to High
Hal ini dapt timbul karena kesalahan dalam pendosisan, frekuensi pemberian yang kurang tepat, penggunaan yang tidak benar, adanya interaksi obat yang menyebabkan kadar obat meningkat, dll.
4. Dose to Low
Hal ini juga dapat terjadi karena salah dosis, frekuensi pemberian yang tidak tepat, penggunaan yang tidak tepat, dan adanya interaksi obat yang dapat menurunkan kadar obat dalam darah.
5. Patient Incompliance (ketidakpatuhan pasien)
Hal ini terjadi karena pasien yang tidak patuh terhadap informasi penggunaan obat. Dapat terjadi karena pasien yang kesulitan mendapatkan obatnya, pasien yang tidak bisa menggunakan obatnya, atau kemungkinan pasien yang merasa bosan atau memilih tidak menggunakan obat karena merasa tidak ada perubahan, dll.
6. Need Drug
Need drug terjadi apabila terdapat suatu indikasi medis yang belum diberikan obat yang tepat terhadap indikasi tersebut.
7. Adverse Drug Reactions (ADR)
Merupakan reaksi obat yang tidak diinginkan. Reaksi yang tidak diinginkan tersebut dapat berupa efek yang tidak diinginkan misalnya penggunaan antibiotik pada sebagian orang yang muncul reaksi alergi. Hal ini juga dapat terjadi apabila penggunaan yang tidak tepat (digunakan bersama obat lain).
8. Drug Interactions
Drug Interactions / Interaksi obat merupakan peristiwa dimana efek suatu obat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor misalnya obat, makanan, minuman, penyakit, lingkungan, formulasi obat, produk herbal, dll yang dapat menyebabkan peningkatan kadar obat dalam darah sehingga dapat menyebabkan efek toksik atau penurunan kadar obat dalam darah yang dapat menurunkan efektivitas suatu terapi obat.
1. Unnecessary Drug Therapy
Unnecessary drug therapy terjadi karena tidak mengetahui penggunaannya yang disebabkan karena tidak ada indikasi medis, kecanduan, terapi non-obat lebih cocok, dan karena duplikasi obat.
2. Wrong Drug
Hal ini dapat terjadi karena bentuk sediaan yang tidak cocok, ada kontraindikasi, obat tidak diindikasikan untuk penyakit yang sedang berlangsung, maupun ada obat yang lebih poten yang dapat digunakan.
3. Dose to High
Hal ini dapt timbul karena kesalahan dalam pendosisan, frekuensi pemberian yang kurang tepat, penggunaan yang tidak benar, adanya interaksi obat yang menyebabkan kadar obat meningkat, dll.
4. Dose to Low
Hal ini juga dapat terjadi karena salah dosis, frekuensi pemberian yang tidak tepat, penggunaan yang tidak tepat, dan adanya interaksi obat yang dapat menurunkan kadar obat dalam darah.
5. Patient Incompliance (ketidakpatuhan pasien)
Hal ini terjadi karena pasien yang tidak patuh terhadap informasi penggunaan obat. Dapat terjadi karena pasien yang kesulitan mendapatkan obatnya, pasien yang tidak bisa menggunakan obatnya, atau kemungkinan pasien yang merasa bosan atau memilih tidak menggunakan obat karena merasa tidak ada perubahan, dll.
6. Need Drug
Need drug terjadi apabila terdapat suatu indikasi medis yang belum diberikan obat yang tepat terhadap indikasi tersebut.
7. Adverse Drug Reactions (ADR)
Merupakan reaksi obat yang tidak diinginkan. Reaksi yang tidak diinginkan tersebut dapat berupa efek yang tidak diinginkan misalnya penggunaan antibiotik pada sebagian orang yang muncul reaksi alergi. Hal ini juga dapat terjadi apabila penggunaan yang tidak tepat (digunakan bersama obat lain).
8. Drug Interactions
Drug Interactions / Interaksi obat merupakan peristiwa dimana efek suatu obat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor misalnya obat, makanan, minuman, penyakit, lingkungan, formulasi obat, produk herbal, dll yang dapat menyebabkan peningkatan kadar obat dalam darah sehingga dapat menyebabkan efek toksik atau penurunan kadar obat dalam darah yang dapat menurunkan efektivitas suatu terapi obat.
Sumber : materi kuliah ^^
ini sangat membantu saya dalam menyelesaikan tugas farmasetika tentang intraksi obat kalo' bisa pustakanya saya mau minta
terimakasih