Jumat, 29 Maret 2013

Drug Related Problems

,

      Terapi Obat mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas dan untuk menyembuhkan pasien. Berdasarkan Rational Therapeutics, pemilihan terapi didasarkan dengan memaksimalkan efek klinik yaitu dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan toksisitas. Selain itu juga harus memperhatikan status fungsional pasien, kepuasan pasien, dan dengan biaya yang pantas. Jadi tujuan dari peresepan itu dipilih berdasarkan berikut :
- Efektifitas yang maksimal
- Toksisitas yang serendah mungkin
- Informasi yang benar
- Aman
- Meminimalkan biaya
- Kepuasan Pasien

    Jadi dalam penggunaan obat yang rasional itu harus tepat dalam hal : Diagnosis, Indikasi, Jenis Obat, Kondisi pasien, Informasi, dan Dosis, cara, & lama penggunaan obat. Jadi dalam pengobatan yang rasional ini digunakan untuk menangani masalah terkait obat atau Drug Related Problems (DRPs).
    Drug Related Problems merupakan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan terkait dengan penggunaan obat yang baik secara aktual maupun potensial dapat mempengaruhi perkembangan pasien. Komponen dari DRP ini meliputi :
- Kejadian yang tidak diinginkan yang dialami pasien
- Hubungan antara kejadian tersebut dengan terapi obat


Klasifikasi DRP
Drug related problems dibedakan menjadi 8, yaitu :

1. Unnecessary Drug Therapy
      Unnecessary drug therapy terjadi karena tidak mengetahui penggunaannya yang disebabkan karena tidak ada indikasi medis, kecanduan, terapi non-obat lebih cocok, dan karena duplikasi obat.

2. Wrong Drug
     Hal ini dapat terjadi karena bentuk sediaan yang tidak cocok, ada kontraindikasi, obat tidak diindikasikan untuk penyakit yang sedang berlangsung, maupun ada obat yang lebih poten yang dapat digunakan.

3. Dose to High
     Hal ini dapt timbul karena kesalahan dalam pendosisan, frekuensi pemberian yang kurang tepat, penggunaan yang tidak benar, adanya interaksi obat yang menyebabkan kadar obat meningkat, dll.

4. Dose to Low
     Hal ini juga dapat terjadi karena salah dosis, frekuensi pemberian yang tidak tepat, penggunaan yang tidak tepat, dan adanya interaksi obat yang dapat menurunkan kadar obat dalam darah.

5. Patient Incompliance (ketidakpatuhan pasien)
      Hal ini terjadi karena pasien yang tidak patuh terhadap informasi penggunaan obat. Dapat terjadi karena pasien yang kesulitan mendapatkan obatnya, pasien yang tidak bisa menggunakan obatnya, atau kemungkinan pasien yang merasa bosan atau memilih tidak menggunakan obat karena merasa tidak ada perubahan, dll.

6. Need Drug
   Need drug terjadi apabila terdapat suatu indikasi medis yang belum diberikan obat yang tepat terhadap indikasi tersebut.

7. Adverse Drug Reactions (ADR)
    Merupakan reaksi obat yang tidak diinginkan. Reaksi yang tidak diinginkan tersebut dapat berupa efek yang tidak diinginkan misalnya penggunaan antibiotik pada sebagian orang yang muncul reaksi alergi. Hal ini juga dapat terjadi apabila penggunaan yang tidak tepat (digunakan bersama obat lain).

8. Drug Interactions
       Drug Interactions / Interaksi obat merupakan peristiwa dimana efek suatu obat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor misalnya obat, makanan, minuman, penyakit, lingkungan, formulasi obat, produk herbal, dll yang dapat menyebabkan peningkatan kadar obat dalam darah sehingga dapat menyebabkan efek toksik atau penurunan kadar obat dalam darah yang dapat menurunkan efektivitas suatu terapi obat.



Sumber : materi kuliah ^^


Interaksi Obat dengan Nutrisi

,

Pendahuluan

    Interaksi obat merupakan peristiwa dimana efek suatu obat dipengaruhi oleh obat lain. Namun kenyataannya interaksi obat tidak hanya interaksi antara obat dengan obat lainnya, namun interaksi tersebut dapat timbul dengan hal lain meliputi :
- Interaksi obat dengan makanan
- Interaksi obat dengan minuman
- Interaksi obat dengan nutrisi
- Interaksi obat dengan formulasi obat
- Interaksi obat dengan cytokines/ penyakit
- Interaksi obat dengan lingkungan
- Interaksi obat dengan produk herbal, dll.

     Interaksi obat ini sendiri umumnya memiliki efek yaitu sinergisme/ aditive , potensiasi, dan antagonisme. Efek sinergisme timbul apabila adanya interaksi obat yang memiliki mekanisme efek yang sama dan menimbulkan efek yang berlebihan sehingga kemungkinan besar akan terjadi ketoksikan. Efek potensiasi timbul apabila terjadi interaksi antara 2 senyawa atau lebih yang memiliki mekanisme efek yang berbeda namun memiliki tujuan terapi yang sama sehingga menyebabkan efek yang berlebihan. Sedangkan antagonisme merupakan efek yang saling menghilangkan atau memiliki efek yang berlawanan sehingga akan mengurangi/ menghilangkan efek suatu obat.
       Nah, interaksi obat ini sangat penting karena kebanyakan dari interaksi obat ini berbahaya bagi pengguna obat karena dapat meningkatkan toksisitas dan/ atau mengurangi efektifitas obat yang berinteraksi, apalagi menyangkut obat yang memiliki batas keamanan yang sempit (indeks terapi yang sempit atau slope log DEC yang curam).


Nutrisi

    Nutrisi merupakan substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk melangsungkan hidupnya. Fungsi nutrisi ini secara umum dibedakan menjadi 3 yaitu :
- Pembentuk Energi, meliputi Karbohidrat, Protein, dan Lemak.
- Pertumbuhan, meliputi Protein, Lemak, Vitamin, Mineral, dan Air
- Regulasi fungsi tubuh, meliputi Protein, Lemak, Vitamin, Mineral, dan Air

  Interaksi antara obat dengan nutrisi ini dapat berdampak pada berbagai macam hal. Misalnya dengan penggunaan obat tertentu, maka akan mengurangi nutrisi dalam tubuh sehingga regulasi tubuh akan menurun, atau dengan mengkonsumsi nutrisi tertentu akan meningkatkan efek suatu obat lain sehingga dapat timbul efek yang berbahaya (Sinergisme), dll. Dalam hal ini nutrisi yang paling berpengaruh terhadap Obat adalah Vitamin dan Mineral.

Vitamin

     Vitamin merupakan senyawa kimia yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan untuk metabolisme. Vitamin terdapat 13 macam dan dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu vitamin yang larut lemak (Vitamin A, D, E, dan K) dan 9 vitamin larut air (Vitamin B dan C). Vitamin ini dapat terjadi deplesi dalam tubuh karena berbagai faktor, misalnya karena penyakit, hamil, interaksi obat, dll.

Mineral

    Mineral merupakan senyawa kimia yang berperan vital terhadap fungsi fisiologi, mislanya pada fungsi sistem syaraf pusat, reaksi seluler, keseimbangan air dalam tubuh, dan sistem struktural.
Mineral ini dibedakan menjadi 2, yaitu Makromineral dan Mikromineral.

- Makromineral merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang banyak (antara miligram dan gram). Yang termasuk makromineral ini diantaranya Kalsium, Phospor, dan Magnesium.
- Mikromineral merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sedikit (antara mikrogram sampai miigram). Yang termasuk mikromineral ini diantaranya copper, chromium, dan selenium.


Interaksi Obat dengan Nutrisi

    Disini saya akan menuliskan beberapa contoh Interaksi Obat dengan Nutrisi dan Deplesi nutrisi yang diakibatkan oleh berbagai obat.

-Vitamin K dengan Antikoagulan (Warfarin) dan Obat Anti Agregrasi Platelet (Aspirin)
     Vitamin K merupakan vitamin yang dibutuhkan tubuh untuk menggumpalkan darah agar tidak terjadi pendarahan, vitamin ini dalam produksinya dibantu oleh probiotik yang ada dalam intestine. Vitamin ini terdapat dalam berbagai sayuran hijau dan dalam ikan. Sedangkan obat Antikoagulan dan Anti agregrasi platelet merupakan obat yang digunakan untuk mencegah darah menggumpal, biasanya obat ini digunakan untuk pengobatan Stroke.
Penggunaan Obat antikoagulan atau anti agregrasi platelet yang disertai dengan Vitamin K secara bersama-sama akan menggagalkan penggunaan obat antikoagulan/ anti agregrasi platelet. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki efek yang berlawanan.

-Obat Antikonvulsan
     Obat antikonvulsan merupakan obat yang digunakan untuk penyakit epilepsi/ untuk mengatasi kejang, Contoh obatnya yaitu Fenitoin. Penggunaan obat ini dalam tubuh ternyata dapat menurunkan kadar Asan Folat (Vitamin B9) dan Vitamin D dalam tubuh. Deplesi Asam Folat dalam tubuh akan mengakibatkan berbagai penyakit seperti Kaker kolon, penyakit jantung, defisit kognitif, kerusakan kromosom, dan dapat menyebabkan Anemia Megaloblastik. Sedangkan deplesi Vitamin D akan menyebabkan penurunan dalam hal penyerapan Kalsium dalam tubuh.

-Obat Anti-Hipertensi dan Natrium
     Penggunaan obat anti-hipertensi akan berkurang efektivitasnya apabila mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar garam (NaCl) tinggi.

-Aspirin dan Vitamin C
     Aspirin merupakan jenis obat NSAID yang digunakan sebagai antipiretik, analgesik, dan anti-inflamasi. Sedangkan Vitamin C dalam tubuh berperan dalam pembentukan jaringan kolagen, tulang, gigi, dan pembuluh darah. Penggunaan Aspirin ini dapat mengurangi jumlah vitamin C dalam tubuh.

-Oral Kontrasepsi dengan Antibiotik
     Oral kontrasepsi digunakan untuk mencegah kehamilan. Sedangkan obat antibiotik digunakan untuk membunuh bakteri yang biasanya menyebabkan peradangan dalam bagian tubuh. Oral Kontrasepsi ini dalam tubuh akan dibantu penyerapannya oleh Probiotik yang ada dalam saluran pencernaan. Dengan menggunakan antibiotik maka probiotik-probiotik tersebut juga akan ikut mati sehingga akan mengurangi penyerapan obat oral kontrasepsi. Dengan kata lain kadar dalam darah obat kontrasepsi ini akan berkurang sehingga dapat meningkatkan resiko kehamilan.
Selain itu penggunaan obat oral kontrasepsi ini dalam tubuh dapat menurunkan Asam Folat (Vitamin B9) dan Piridoksin (Vitamin B6). Deplesi asam folat dapat timbul penyakit seperti Kaker kolon, penyakit jantung, defisit kognitif, kerusakan kromosom, dan dapat menyebabkan Anemia Megaloblastik. Sedangkan deplesi Vitamin B6 dapat menyebabkan dermatitis, anemia, lemah, bingung, iritabilitas, nervous, insomnia, konvulsi epileptikum dengan EEG abnormal, kanker kolon dan prostat, penyakit jantung, dan disfungsi otak.

-Diuretik
    Obat diuretik biasanya digunakan pada terapi hipertensi dengan mekanisme mengeluarkan air dan berbagai mineral dalam tubuh. Contoh obatnya misalnya Furosemid (Diuretik Loop), HCT (Diuretik Tiazid), dan Spironolakton (Diuretik hemat kalium). Penggunaan obat diuretik ini akan menyebabkan deplesi mineral dalam tubuh khususnya Kalium (kec:diuretik hemat kalium). Deplesi kalium ini dalam tubuh dapat menyebabkan aritmia jantung.

-Antibiotik dengan Kalsium
      Kalsium ini dapat berinteraksi dengan beberapa jenis antibiotika, yaitu antibiotika golongan tertrasiklin (tertrasiklin, doxycycline) dan golongan quinolon (ciprofloksasin). Kalsium ini dapat kita temui dalam produk-produk olahan susu. Dengan mengkonsumsi antibiotik dan disertai dengan makan makanan yang mengandung tinggi kalsium dapat mengurangi efektifitas penyerapan dari obat antibiotik tersebut karena terbentuk Kompleks yang sulit diserap oleh tubuh.

-Antioksidan dan Antikolesterol
    Antioksidan (Vitamin A, C, E, B, dan B9) dapat berinteraksi dengan antikolesterol golongan Statin dengan membalikkan efeknya.

-Prednison (Kortikosteroid) ; Diuretik
     Penggunaan Prednison dapat menyebabkan peningkatan selera makan sehingga akan meningkatkan asupan nutrisi dalam tubuh. Sedangkan diuretik dapat menyebabkan penurunan selera makan sehingga menurunkan asupan nutrisi dalam tubuh.



Sumber : materi kuliah ^^
      
 

Just an Ideas and Creativity Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger Templates