1. Model Mammillary
Model terdiri atas satu atau lebih kompartemen
perifer yang dihubungkan ke suatu kompartemen sentral. Kompartemen sentral
mewakili plasma dan jaringan-jaringan yang perfusinya tinggi dan secara cepat
berkesetimbangan dengan obat. Model mamillary dapat dianggap sebagai suatu
sistem yang berhubungan secara erat, karena jumlah obat dalam setiap
kompartemen dalam setiap sistem tersebut dapat diperkirakan setelah obat
dimasukkan ke dalam suatu kompartemen tertentu. Menurut Mammillary model
kompartemen dibagi menjadi :
a)
Kompartemen satu terbuka iv
Perfusi terjadi sangat cepat seperti tanpa
proses distribusi sebab distribusi tidak diamati karena terlalu cepatnya.
(Hanya ada satu fase yaitu eliminasi).
b)
Kompartemen satu terbuka ev
Sebelum memasuki kompartemen sentral, obat
harus mengalami absorbsi. (Terdiri dari 2 fase yaitu absorbsi dan eliminasi).
c)
Kompartemen 2 terbuka intravaskuler
Kompartemen dianggap hanya satu dan ada proses
distribusi dari sentral ke perifer atau sebaliknya. Tidak ada proses absorbsi
tetapi ada proses eliminasi.
d)
Kompartemen 2 terbuka ekstravaskuler
Obat mengalami proses absorpsi,
distribusi dan eliminasi.
2. Model Caternary
Dalam farmakokinetika model mammilary harus
dibedakan dengan macam model kompartemen yang lain yang disebut model
caternary. Model caternary terdiri atas kompartemen-kompartemen yang bergabung
satu dengan yang lain menjadi satu deretan kompartemen. Sebaliknya, model
mammilary terdiri atas satu atau lebih kompartemen yang mengelilingi suatu
kompartemen sentral.
3. Model Fisiologik (Model Aliran)
Model fisiologik juga dikenal sebagai model
aliran darah atau model perfusi, merupakan model farmakokinetik yang didasarkan
atas data anatomik dan fisiologik yang diketahui. Makna yang nyata dari
model fisiologik adalah dapat digunakannya model ini dalam memprakirakan
farmakokinetika pada manusia dari data hewan. Jadi, parameter-parameter
fisiologik dan anatomik dapat digunakan untuk memprakirakan efek obat
pada manusia berdasar efek obat pada hewan.
(Shargel dan Yu, 1988)
Sumber : http://gaulbarengfarmasi.wordpress.com/